Minggu, 31 Agustus 2014

KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA



Kesulitan akan lebih mudah kita atasi dengan kebersamaan. Hal tersebut bisa dibina dan ditanamkan terlebih dahulu untuk diri kita sendiri. Sejauh mana tingkat kepedulian kita terhadap orang tua kita, sejauh mana tingkat kepekaan kita untuk meraba setiap kesulitan kakak dan adik kita? Sudahkah kita meluangkan waktu untuk bersilaturahmi dengan adik dan kakak kita yang sudah hidup terpisah? Atau jangan – jangan hanya untuk sekadar meneleponpun kita enggan untuk memulai. Percayalah, bahwa kita butuh kedekatan dengan saudara sendiri. Kita butuh berbincang dan berbagi rasa dengan mereka, kita pun butuh untuk melihat mereka bahagia. Mengapa untuk teman sejawat di kantor kita bisa seperti saudara sedangkan untuk saudara sendiri malah seperti tidak ada ikatan apa – apa?

Seorang ibu selalu terbangun di pukul 3 ketika sang fajar mulai menapaki bumi. Anak–anaknya masih tertidur. Beliau berjalan ke dapur, menyalakan tungku dengan bingkahan kayu kering yang disiram dengan sedikit minyak tanah. Asap mulai merambat naik, mengepul. Rutinitas pagi dimulai: Menanak nasi, menghangatkan gulai tahu dan telur, membuat sambal goreng, perkedel dan lain – lainnya. Masakan khas untuk dijual di warung nasi yang sangat sederhana.



 Jam 6:30 pagi warung sudah mulai dibuka. Masakan yang dimasak dirumah dibawa kepasar, anak – anak bergotong royong. Anak pertama dan bapak bertugas membuka warung. Mereka membawa termos yang berisi nasi panas mengepul dan ceret teko berisi air yang tidak kalah panasnya. Anak kedua bertugas membawa masakan gulai ikan dan lain – lain. Anak ketiga bertugas membawa kue, perkedel dan telur goreng yang masih hangat. Anak keempat tugasnya agak ringan, dia membawakan serbet dan taplak yang baru selesai dicuci kemarin. Keempat anak tersebut pergi kepasar dengan mengenakan seragam sekolah. Dari pasar, mereka langsung menuju sekolahnya masing – masing.

Sepulang sekolah, semua anaknya secara rutin dan otomatis akan pulang. Bukan ke rumah, melainkan menuju warung. Mereka makan siang di luar, di warung nasi milik mereka. Pada menit berikutnya mereka akan berebutan untuk membaca koran langganannya. Kemudian bapak istirahat siang, dan anak – anak menggantikan sementara tugas bapak diwarung. Tidak jarang, salah satu anaknya harus menggeser dan naik ke atas bangku untuk melayani pembeli. Karena umur dan fisiknya belumlah cukup untuk melakukan tugas tersebut. Anak yang lain mencuci piring dan mengelap meja. Untuk sementara, warung dijaga oleh petugas berseragam. Bukan petugas sebagaiman yang biasa kita lihat di restoran fastfood. Namun petugas anak – anak yang berseragam sekolah.

Kesulitan ekonomi dalam mencukupi setiap kebutuhan selalu datang setiap saat. Bukan hal yang aneh jika keluarga tersebut mengalami pengusiran dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain. Mereka, sebuah keluarga perantauan dari tanah seberang yang jauh dari sanak saudara, seperti biasa, motif ekonomilah yang menghantarkan mereka berjauhan dengan sanak family. Mereka berusaha untuk bertemu dengan nasib yang lebih baik. Semoga dengan begitu, takdir akan mempertemukan mereka dengan segala mimipi yang mereka punya. Orang tuanya menyimpan mimpi agar ke tujuh anaknya bisa sekolah dengan baik dan bisa mendapatkan wawasan yang baik. Mereka tidak ingin terkungkung oleh kondisi kesulitan ekonomi yang menjeratnya.

Untuk ukuran dengan latar belakang ekonomi seperti itu adalah suatu hal yang sangat ajaib. Sebuah harmonisasi cerita yang tersimpan sejuta kisah dalam melewati setiap babak peristiwa hingga mencapai buah yang manis untuk dinikmati sekarang. Buah dari kerja keras dan do’a. dan kebaikan Allah semata hingga menggiring semua langkah setiap individu pada keluarga tersebut mempunyai daya juang yang tinggi, mempunyai cita – cita yang tinggi pula. Allah memberikan karunia-NYA dengan cara memberikan kekuatan kepada mereka semua untuk bisa melewati setiap proses penempaan kesulitan. 

 

Semua kesulitan tersebut mereka lewati dengan bahu membahu dan kerjasama. Jika satu kakaknya telah lulus dan mempunyai penghasilan, maka secara otomatis akan terjadi estafet tanggung jawab. Dia akan mengambil peran untuk mengambil tanggung jawab ekonomi keluarga secara sukarela.

Minggu, 17 Agustus 2014

                                                           PALANG MERAH REMAJA 



     Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat ( sanggar, kelompok belajar, dll ) dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kegiatan kemanusiaan.

Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja di sekolah



Tingkatan PMR

Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
  1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna syal/slayer Hijau
  2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna syal/slayer Biru Langit
  3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-20 tahun). Warna syal/slayer Kuning cerah

Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional

Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).

Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antar sesama manusia.

Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial atau pandangan politik. tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.

Kenetralan

Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.

Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah dibidang kemanusiaan dan harus mentaati peraturan hukum yang berlaku dinegara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.

Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

Kesatuan
Didalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lembaga yang digunakan Palang merahatau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan diseluruh wilayah negara bersangkutan.

Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir diseluruh dunia. Setiap perhimpunan Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama lain

dalam kegiatan pmr yaitu :
  • ASB
  • SK
  • PP (PERTOLONGAN PERTAMA)
  • CECE 
yang saya alami dalam mengikuti lomba PMR itu?
WJP,ACIP DAN JUMBARA .




KELUARGA KESAYANGKU


Keluarga…
Banyak makna yang tak sanggup kulukis
Banyak kisah yang tak bisa kuucap
Ada tangis di balik sukses
Dan…
Ada tawa di balik luka
Yang tak mampu kugores
 Bukan keluarga yang kaya akan hartaBukan keluarga yang memiliki segalanyaJuga bukan keluarga yang sempurnaYang berjalan lurus tanpa rintangan           
              Keluargaku…
             Yang penuh rintangan             Yang tentunya sulit untuk dilewati
Tetapi…
Keluargaku merupakan cahayaYang menerangi hidupkuKeluargaku merupakan pelangiYang memberi warna hidupkuKeluargaku merupakan petunjukYang membawaku ke jalan yang baikTanpa keluargaku…Hidupku seperti gelapHidupku seperti tidak berwarnaHidupku seperti ruang hampa yang kosong             
               KELUAGAKU YANG TELAH MEMBANTU KU
               DALAM MEMECAHKAN MASALAH ..
               TERUTAMA CURHAT JUGA BISA
               
      Keluarga…
      Dan harapan dalam impianku
      Adalah anugerah dalam hidupku